September 30, 2012

Deteksi Mata Juling Sejak Dini


Segeralah ke dokter bila kita menemukan kelainan di mata si kecil. Jangan ditunda, demi masa depannya.
Mata memiliki banyak fungsi. Di samping untuk melihat dalam arti ketajaman penglihatan, mata juga berfungsi untuk melihat warna dan melihat luas lapangan. “Selain itu, fungsi yang paling tinggi adalah kesadaran ruang (stereovision),” ujar dokter spesialis mata dari RS Mata Aini, Dr. Abdul Manan Ginting.
Kesadaran ruang adalah kemampuan membedakan jauh dekat dan hanya bisa dilakukan jika kedua mata memiliki fungsi yang baik. “Kedua belah mata harus mempunyai penglihatan yang baik atau hampir sama baiknya dan mempunyai kemampuan untuk berfusi atau bekerja bersama,” lanjut Ginting.
Nah, apa yang terjadi jika mata juling? “Mata juling yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan si penderita kehilangan kemampuan stereovision untuk selama-lamanya,” tegas Ginting. Orang-orang ini akan kehilangan lapangan pekerjaan tertentu, misalnya pilot, ahli bedah, dan sebagainya. “Ia tidak memiliki perspektif. Jadi, jangan anggap sepele. Harus segera dikenali dan ditangani.” 

FUNGSI RUSAK
Menurut Ginting, mata harus selalu bergerak harmonis, baik ke kanan, ke kiri, ke atas, maupun ke bawah. Selain itu, mata juga harus selalu menuju pada satu titik, baik melihat jauh maupun dekat. Gerakan kedua mata ini bisa harmonis karena ada 6 buah otot yang menggerakkannya. Keenam otot ini memiliki 3 buah syaraf mata yang berpusat di otak.
Juling atau strabismus atau squint bisa terjadi karena berbagai faktor. Misalnya saja, faktor bawaan. Juling juga bisa terjadi karena kerusakan pada otot, syaraf, atau karena pusatnya yang rusak. Pusat yang rusak ini bisa di pusatnya sendiri, tetapi bisa juga akibat mata yang tidak mendapat rangsangan. “Kalau mata tidak mendapat perangsangan, ya, sentrumnya tidak bisa bekerja. Akibatnya, tidak bisa mengatur ke mana mata akan melihat,” ujar Ginting.
Pada orang dewasa, juling lebih banyak terjadi karena kelainan syaraf, misalnya karena radang atau stroke. Sedangkan pada anak, yang paling banyak terjadi adalah juling karena gangguan pada otot-otot mata. Pada anak, juling karena gangguan syaraf seringkali terjadi karena trauma persalinan. “Misalnya persalinan yang menggunakan vacuum. Ini bisa membuat salah satu otot menjadi lumpuh,” lanjut Ginting.
Gangguan otot mata bisa karena impuls/rangsangan yang diberikan oleh syaraf bekerjanya tidak sama untuk semua otot. “Ada yang over action atau under action, sehingga mata menjadi tidak harmonis,” lanjut dokter lulusan UI ini.
Selain fungsinya yang rusak, bisa juga karena ototnya yang memiliki kelainan. “Ada otot yang memang terlalu lemah dan ada yang terlalu besar, sehingga mata dalam gerakannya tidak normal. Ini biasanya dibawa dari lahir dan seringkali ada faktor-faktor genetik,” ujar Ginting.
Ada lagi juling yang tidak ada hubungannya dengan otot atau syaraf, yaitu pada bayi atau anak yang penglihatannya jelek atau bahkan buta. “Dalam keadaan istirahat, mata akan bergerak keluar, misalnya saat tidur. Nah, mata yang tidak bisa melihat, tidak bisa dipacu untuk melihat suatu benda, sehingga akan bergerak ke arah luar. Akibatnya, mata akan menjadi juling.”
Di sisi lain, terdapat pula juling yang bukan juling, yang terjadi pada kelompok etnis Cina atau Jepang. Bayi yang baru lahir dari kelompok etnis ini, secara relatif memiliki jarak antara pinggir kelopak mata yang lebar. Akibatnya, terkesan matanya masuk ke dalam (telecanthus) dan dianggap juling. “Juling semacam ini disebut juling palsu (pseudo strabismus) dan akan hilang sendiri setelah anak dewasa,” ujar Ginting.

 JENIS KELAINAN

Juling dibagi menjadi 2 bagian, yakni juling manifest (trophia/nyata). Juling jenis ini bisa dilihat langsung oleh orang awam. Misalnya, mata keluar, satu ke atas satu ke bawah, atau satu ke kanan satu ke kiri.
Juling trophia harus lebih cepat ditangani. Karena pada juling jenis ini, biasanya salah satu mata akan menjadi lebih dominan, sementara yang lainnya menjadi tidak dominan. “Nah, mata yang tidak dominan ini tidak pernah bisa memberikan impuls ke otak sehingga otak tidak bisa berkembang. Akibatnya, penglihatannya pun tidak berkembang,” ujar Ginting. Ini yang disebut ambyopia atau lazy eyes atau mata malas.
Jika ini yang terjadi, sebaiknya segera ditangani sedini mungkin. “Jangan sampai menunggu hingga anak berusia lebih dari usia 4 tahun.” Penanganannya bisa dengan merangsang mata yang malas.
Yang paling sederhana adalah dengan menutup mata yang berfungsi bagus, kemudian memaksa mata yang juling tersebut untuk digunakan. “Kalau sudah ada kemajuan, baru dilakukan operasi supaya mata tidak kembali menjadi malas,” ujar Ginting. Atau sebaliknya, dilakukan operasi terlebih dulu, kemudian baru dilakukan perangsangan. “Tetapi biasanya yang didahulukan adalah mengembalikan fungsinya.”
Ada juga juling manifest tetapi bermasa depan bagus, yakni alternating squint. “Juling jenis ini, mata yang digunakan bergantian. Pada posisi tertentu mata kanan yang digunakan dan pada posisi tertentu mata kiri yang dipakai. Jadi, tidak terjadi lazy eyes,” ujar dokter yang juga praktek di Jakarta Eye Center.
Juling yang kedua adalah juling yang disebut intermitten atau phoria. “Juling ini hanya terjadi kadang-kadang saja dan biasanya lebih susah didiagnosis karena secara fisik tidak tampak. Ini dapat dikenali misalnya saat melamun,” ujar Ginting.
Penanganan juling intermitten masih bisa menunggu sampai anak menjadi lebih dewasa. “Karena untuk juling jenis ini, pada saat tertentu kedua mata bisa bekerja bersama. Sehingga, kalau pada suatu saat ia dioperasi, kedua matanya sudah memiliki kemampuan melihat bersama-sama (fusi).”
Sebetulnya, semua operasi mata juling adalah untuk memperkuat dan melemahkan otot, karena impulsnya sama namun responnya beda. Impuls A pada satu otot, gerakannya dibuat menjadi 10, tetapi di otot lain menjadi 20 sehingga tidak harmonis. Karena itu, otot yang salah ini diperlemah. “Tetapi, kalau satu saja yang diperlemah, otot bisa menjadi disfungsi.
Karena itu, yang kuat dilemahkan dan yang lemah dikuatkan supaya seimbang,” jelas Ginting lebih lanjut.

BISA PULIH
Begitulah, ada juling yang bisa dengan mudah dikenali dan ada juga yang tidak mudah dikenali. “Jadi, sebaiknya anak segera diperiksakan ke dokter mata sedini mungkin supaya tidak terlambat. Jika usia anak sudah di atas 9 tahun, prospek kesembuhannya hampir tidak ada,” tambah Ginting.
Juling juga tidak mengenal perbedaan strata sosial maupun ekonomi. “Bisa menimpa anak perempuan atau laki-laki. Banyak anak yang juling berasal dari orangtua yang tidak juling. Yang penting adalah bagaimana kita mengenali dan melakukan tindakan supaya fungsi mata tidak terganggu. Kalau ditemukan lebih dini, maka 100 persen bisa dipulihkan, kok,” ujar Ginting.

Terapi Mata Juling
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah anak juling atau tidak. Tentu, yang paling baik adalah membawanya ke dokter. Beberapa tips dari Dr. Abdul Manan Ginting di bawah ini bisa membantu untuk mengetahui apakah anak juling atau tidak:

·         Hirsberg Test

 Caranya dengan menyenter kedua mata dari jarak sekitar 50 cm. Kemudian lihat, di mana titik cahaya lampu senter. Kalau kedua titik cahaya berada di tengah mata, berarti mata normal (ortho).

Selain mengarahkan tepat dari depan, tes ini juga bisa dilakukan dengan menggerakkan lampu senter ke kiri atau ke kanan. Yang normal, letak titik selalu simetris. Kalau lampu senter diarahkan miring ke kanan, maka kedua titik cahaya di mata pun dua-duanya ke sebelah kanan. Kalau titik cahaya satu di tengah dan satu di pinggir, maka kemungkinan besar anak juling.

·         Cover Uncover Test

 Tes ini biasanya untuk anak yang lebih besar, misalnya setelah usia 1 tahun. Caranya, dengan menggunakan lampu senter atau boneka yang diletakkan di muka anak. Kemudian mata kiri dan kanan kita tutup bergantian.

Pada mata normal, mata tidak akan bergerak dan tetap menghadap ke arah lampu senter atau boneka. Ini berarti fungsinya bagus. Otak akan berkata, “Kamu lihat ke senter/boneka itu!” Kalau bergerak pada waktu tutupnya dipindahkan, maka kemungkinan besar ia juling.

·         Menutup Satu Mata

 Caranya, tutuplah sebelah mata anak. Misalnya, mata kanannya. Jika mata kanannya jelek, maka ketika ditutup, anak tidak akan marah atau mencoba menepis tangan yang menutupi matanya tersebut. Anak akan marah ketika Anda menutupi mata kirinya, karena penglihatannya terhalang. Ini menunjukkan bahwa mata sebelah kanannya tak baik.

Selain tes untuk mengetahui apakah anak juling, tes ini juga penting, karena ada anak yang tidak juling tetapi salah satu matanya tidak melihat. Misalnya, anak yang lahir dari ibu yang menderita toksoplasma. “Matanya bagus, tapi ia tidak bisa melihat, karena bagian vital retinanya mengalami kerusakan karena parasit toksoplasma,” ujar Ginting.

Strabismus



Strabismus / juling adalah kegagalan dari dua mata untuk menjaga keselarasan dan bekerja sama sebagai sebuah tim, kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda.
Dalam keadaan normal, kedua mata kita bekerja sama dalam memandang suatu obyek. Otak akan memadukan kedua gambar yang dilihat oleh kedua mata tersebut menjadi satu gambaran tiga dimensi yang memberikan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman (depth perception).
Jika Anda memiliki strabismus, satu mata melihat langsung pada objek yang sedang Anda lihat, sedangkan mata lainnya dapat memandang ke dalam (esotropia, "crossed eyes" atau "cross-eyed"), keluar (exotropia atau "wall-eyed"), atas (hypertropia) atau ke bawah (hypotropia).
Strabismus dapat konstan atau timbul pada keadaan-keadaan tertentu. Strabismus juga selalu dapat mempengaruhi mata yang sama (strabismus unilateral), atau dua mata mungkin bergiliran menjadi sejajar (alternating strabismus).
Untuk mencegah penglihatan ganda dari strabismus bawaan dan awal masa kanak-kanak, otak mengabaikan masukan visual dari mata sejajar, yang biasanya dapat menyebabkan amblyopia atau "mata malas".

Strabismus Gejala dan Tanda


Tanda utama dari strabismus adalah misaligned dapat terlihat dari mata, dengan satu mata baik kedalam, keluar, atas, bawah atau pada sudut miring.
Apabila misaligned pada mata terlihat  besar dan jelas, disebut large-angle strabismus,  mengacu pada sudut deviasi antara garis pandang dari mata lurus dan bahwa mata sejajar. Apabila misaligned pada mata terlihat  kecil dan kurang jelas disebut Small-angle strabismus.
Biasanya, large-angle strabismus yang konstan tidak akan menyebabkan gejala seperti ketegangan mata dan sakit kepala karena hampir tidak ada upaya oleh otak untuk meluruskan mata. Karena itu, besar sudut strabismus biasanya dapat menyebabkan ambliopia parah di mata berubah jika dibiarkan tidak diobati.
Esotropia (mata juling) perlu dirawat sejak dini untuk mencegah ambliopia.
Kasus small-angle strabismus lebih mungkin menyebabkan timbul gejala gangguan visual, terutama jika strabismus bersifat intermiten atau bolak-balik. Selain sakit kepala dan ketegangan mata, mungkin timbul gejala ketidakmampuan untuk membaca dengan nyaman, kelelahan ketika membaca dan tidak stabil atau "gelisah" visi. Jika strabismus bersifat konstan dan unilateral, dapat menyebabkan amblyopia signifikan pada mata yang berdeviasi.
Kedua strabismus large-angle dan small-angle secara psikologis dapat merusak dan mempengaruhi harga diri anak-anak dan orang dewasa, karena mengganggu kontak mata normal dengan orang lain, dan sering menyebabkan rasa malu dan kecanggungan.
Bayi yang baru lahir sering memiliki mata juling intermiten karena tidak lengkap pengembangan visi , tapi ini sering menghilang saat bayi tumbuh dan sistem visual terus matang. Sebagian besar jenis strabismus, bagaimanapun, tidak menghilang sebagai seorang anak tumbuh.
Pemeriksaan mata pada anak-anak yang dilakukan secara rutin adalah cara terbaik untuk mendeteksi strabismus. Umumnya, strabismus yang terdeteksi dini danpengobatan yang sesuai mengikuti pemeriksaan mata anak, semakin sukses hasilnya. Tanpa pengobatan, anak Anda mungkin mengembangkan double vision, amblyopia or visual symptoms yang bisa mengganggu membaca. 

Apa Penyebab Strabismus?

Setiap mata memiliki enam otot eksternal (disebut otot luar mata) untuk mengontrol posisi dan gerakan mata. Untuk penglihatan binokular yang normal, posisi, kontrol saraf dan fungsi otot-otot untuk kedua mata harus terkoordinasi dengan sempurna.
Strabismus terjadi ketika ada masalah neurologis atau anatomis yang mengganggu kontrol dan fungsi otot luar mata. Masalahnya mungkin berasal dari otot itu sendiri, atau di saraf atau pusat penglihatan di otak yang mengontrol visi binocular.
Faktor genetik juga dapat memainkan peran: Jika Anda atau pasangan Anda memiliki strabismus, anak-anak Anda memiliki risiko lebih besar terkena strabismus juga.
Kadang-kadang, ketika berpandangan jauh anak mencoba untuk fokus untuk mengkompensasi rabun jauh yang tidak dikoreksi, ia akan mengembangkan jenis strabismus disebut esotropia akomodatif, di mana mata menyeberang karena upaya fokus berlebihan. Kondisi ini biasanya muncul sebelum usia 2 tahun, tetapi juga dapat terjadi kemudian di masa kanak-kanak. Seringkali, esotropia akomodatif dapat sepenuhnya dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak .

Bedah Strabismus


Dalam kebanyakan kasus, satu-satunya pengobatan yang efektif untuk giliran mata konstan adalah operasi strabismus. Jika umumnya Anda dokter mata menemukan bahwa anak Anda memiliki strabismus, ia dapat merujuk Anda ke dokter mata yang mengkhususkan diri dalam operasi strabismus.
Keberhasilan operasi strabismus tergantung pada banyak faktor, termasuk arah dan besarnya pergantian mata. Dalam beberapa kasus, lebih dari satu operasi mungkin diperlukan. Dokter bedah strabismus dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang hal ini selama konsultasi pra-bedah. 
Operasi strabismus juga secara efektif dapat menyelaraskan mata orang dewasa dengan lama strabismus. Dalam kebanyakan kasus strabismus dewasa, bagaimanapun, tingkat signifikan amblyopia akan tetap bahkan setelah mata yang terkena dengan benar selaras. Inilah sebabnya mengapa pengobatan awal strabismus sangat penting.


Pengobatan Non-Bedah

Dalam beberapa kasus strabismus intermiten dan small-angle, dimungkinkan untuk meningkatkan keselarasan mata non-pembedahan dengan terapi visi .
Misalnya, konvergensi insufisiensi (CI) adalah jenis tertentu exotropia intermiten di mana mata biasanya menyelaraskan dengan benar ketika melihat sebuah objek yang jauh, namun gagal untuk mencapai atau mempertahankan keselarasan ketika melihat benda dekat, seperti ketika membaca, sehingg