Konsentrasi adalah bagaimana anak
fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu
mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam
menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda.
Rentang perhatian pada anak pra-sekolah
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya kurang menariknya
materi, faktor lingkungan yang ramai, kesulitan anak untuk mengerjakan,
dll. Untuk anak-anak memang sangat dibutuhkan kemampuan yang aktif untuk
menyampaikan materi dan disesuaikan dengan perkembangan motoriknya.
Sedangkan yang dimaksud dengan kesulitan
konsentrasi adalah bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau
perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan,
dia tidak bisa menuntaskannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah
berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa
seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan
dengan anak normal umumnya.
Kondisi Wajar
Dengan keadaan anak yang sulit
berkonsentrasi, orang tua hendaknya tidak bisa secara langsung
menyimpulkan anaknya mengalami gangguan konsentrasi. Jika anak usia
batita tampak tidak bisa diam, seolah-olah hiperaktif, mungkin
sebenarnya normal. Karena memang kondisi anak-anak usia batita yang
biasanya tidak bisa diam. Masalahnya, ia memang sedang berada dalam fase
eksplorasi, ingin mencoba semuan benda untuk dipegang, diremas,
digigit, dilempar dan diambil kembali, dan berlari ke sana kemari untuk
menjelajah. Di usia ini kemampuan batita untuk mempertahankan atensi
memang relatif pendek.
Kalau memang si anak tidak mengalami
kelainan misalnya hiperaktif, kalau disuruh diam anak, anak juga bisa
diam. Anak yang hiperaktif malah sama sekali tidak bisa konsentrasi pada
semua hal. Berbda dengan anak normal yang mungkin hanya pada hal-hal
tertentu saja ia tidak bisa diam atau dalam keadaan bosan.
Baru di usia sekitar 4-5 tahun anak mulai
mampu berkonsentrasi dan menyelesaikan suatu tugas sampai selesai. Jika
anak bisa konsentrasi 5 menit saja, secara umum dapat dikatakan
konsentrasinya cukup baik, bila lebih dari 5 menit, berarti si anak
memang lebih dibanding rata-rata anak umumnya. Perlu diwaspadai jika si
kecil berumur 5 tahun memegang sesuatu lalu sesaat kemudian sudah
dilempar (benda apa saja), berarti ada sesuatu dengan diri si anak.
Faktor Penyebab
Sulit berkonsentrasi, terlebih dahulu
harus dilihat apa penyebab anak sulit berkonsentrasi? Banyak para orang
tua yang bingung dan khawatir mengenai anaknya yang sulit berkonsentrasi
atau anaknya termasuk hiperaktif.
Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya kesulitan berkonsentrasi, yaitu:
Faktor eksternal, ada dua hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
Lingkungan. Untuk faktor lingkungan,
misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia
mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga
tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
Pola pengasuhan yang permissive yaitu
pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak
lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas
sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa
membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak
beralih melakukan sesuatu yang lain.
Faktor psikologis
Faktor psikologia anak juga bisa
mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami tekanan, ketika
mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak
fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya
“suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget,
karena mempunyai teman yang lebih berani, sehingga ketakutan dan
kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya,
konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang. Jadi,
karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan
bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di
sekolah.
Faktor internal
Berkenaan dengan faktor internal adalah
faktor dari dalam dirinya sendiri antara lain karena adanya gangguan
perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak
cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena
hormone yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang. Sehingga bisa
mengakibatkan lambannya konsentrasi.
Konsentrasi atau perhatian biasanya
berada di otak daerah frontal (depan) dan parientalis (samping).
Gangguan di daerah ini bisa menyebabkan kurang atensi atau perhatian.
Jadi, karena sistem di otak dalam memformulasikan fungsi-fungsi
aktivitas, seperti penglihatan, pendengaran, motorik, dan lainnya, di
seluruh jaringan otak itu terganggu, maka anak tidak dapat
berkonsentrasi karena input yang masuk ke otak terganggu. Akibatnya,
stimulasinya pun tidak bagus, Gangguan ini bukan merupakan bawaan
melainkan bisa didapat misalnya karena terkena infeksi otak.
Karena itulah penyebab sulitnya
berkonsentrasi harus dicari terlebih dahulu apakah karena faktor
eksternal atau internal. Apabila penyebabnya karena faktor lingkungan,
orang tua dapat membantu anak untuk meminimalkan lingkungan sedemikian
rupa agar anak bisa fokus atau memusatkan perhatiannya. Biasanya kalau
sudah memasuki usia sekolah, di mana rentang konsentrasi-nya sudah lebih
panjang, anak tidak terlalu bermasalah kecuali jika anak memang
mempunyai kelainan. Sedangkan untuk anak yang mengalami gangguan
konsentrasi yang lebih disebabkan karena faktor dari dalam dirinya
seperti hiperaktif, terapi yang diberikan adalah secara medik/obat dan
terapi perilaku. Umumnya kalau sudah diberi obat, hiperaktifnya
berkurang. Sedangkan untuk konsentrasi lambat diterapi untuk
meningkatkan konsentrasinya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi anak sulit berkonsentrasi :
Mencari tahu penyebab kesulitan anak berkonsentrasi.
Dari beberapa faktor penyebab kesulitan
konsentrasi yang telah dibahas diatas, langkah selanjutnya adalah
menganalisa penyebab kesulitan anak. Misalnya: ketika mengikuti lomba
mewarnai, anak sibuk melihat pekerjaan teman sehingga ia tidak
mengerjakan gambarnya. Hal ini bisa disebabkan karena kesempatan
bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya kurang, sehingga ketika ia
berada di luar rumah ia begitu senangnya sehingga ia lupa dengan
tugasnya. Bisa juga anak kurang tertarik dengan mewarnai karena merasa
bosan dengan aktivitas yang menuntutnya untuk duduk diam. Setelah itu,
barulah mencari solusi dan strategi yang tepat agar anak bersedia
bekerja sama menyelesaikan tugasnya.
Mencari strategi yang sesuai dengan anak.
Dalam mencari strategi yang tepat untuk
mengatasi perilaku anak yang sulit, bisa didiskusikan bersama dengan
anak, untuk membuat aturan bersama-sama. Dalam membuat peraturan dan
batasan waktu pengerjaan sesuaikan dengan kemampuan anak. Memasuki usia
4-5 tahun anak sudah mulai paham dan bisa diajak kerja sama. Misalnya:
ketika ia mengikuti lomba mewarnai anak harus menyelesaikan tugasnya
terlebih dahulu. Jika ia cepat menyelesaikan tugasnya ia akan diajak
berjalan-jalan dan bermain di mall. Jika anak terlalu lama maka ia tidak
jadi diajak-jalan. Dengan begitu, harapannya anak lebih berkonsentrasi
untuk menyelesaikan tugasnya.
Orang tua bisa menentukan target dan
waktu pencapaian sesuai dengan kemampuan anak. Begitu juga dalam
penerapannya orang tua bisa dengan menggunakan pemberian hadiah, pujian
atau pemberian yang ia suka sehingga anak termemotivasi untuk
menyelesaikan apa yang sedang ia lakukan. Anak-anak memang senang denga
hadiah namun hati-hati dalam pemberiannya agar tidak terlalu berlebihan.
Dalam pemberian hadiah, selalu ada usaha yang dilakukan. Misalnya
dengan system stiker, ketika anak bisa menyelesaikan suatu pekerjaan
yang kita tugaskan ia kita beri stiker, kemudiasetelah stiker terkumpul 5
barulah diberi hadiah. Namun sebelumnya hadiah yang diberikanpun
rundingkanlah terlebih dahulu dan sesuaikan dengan kemampuan.
Melakukan aktivitas yang dapat melatih konsentrasi anak
Sebelum bersekolah, sebaiknya orang tua
mulai melatih anak berkonsentrasi mulai dengan memberikan tugas yang
sederhana sampai tugas yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Latihlah
anak untuk mampu konsentrasi dalam situasi yang berbeda-beda, mulai dari
belajar sambil ditemani, belajar sendiri sampai belajar konsentrasi
bersama teman-temannya. Sehingga ketika anak bersekolah mampu mengikuti
penjelasan dari gurunya.
Manfaatkan tingginya rasa ingin tahu
anak, dengan memperkenalkan beragam aktivitas meski rentang
konsentrasinya masih pendek. Gunanya, selain memperkaya pengetahuan,
juga mempertahankan daya konsentrasi anak. Sebisa mungkin orang tua
kreatif memberikan variasi kegiatan agar anak tidak bosan. Terus
evaluasi rentang waktu konsentrasi anak. Pendeknya rentan waktu
konsentrasi anak bisa juga disebabkan karena kurangnya latihan atau
stimulasi melakukan suatu tugas.
Melalui aktivitas bermain, berolah raga dan seni juga bisa melatih konsentrasi anak.
- Aktivitas bermain
Dalam permainan biasanya ada instruksi
yang diberikan. Dengan demikian secara tidak langsung melatih anak untuk
mengikuti instruksi dan mampu melakukannya dengan tepat dan cepat.
1. Menjumput
(menggunakan jempol dan telunjuk) butiran kacang merah, jagung kedelai
sambil menghitung jumlahnya, selain melatih konsentrasi juga melatih
motorik halus anak. Atau jika bosan bisa dengan menempelkannya di sebuah
tempat (tempayan) dengan digambar pola terlebih dahulu.
2. Memindahkan air
dari mangkuk/baskom kedalam botol dengan menggunakan tutup botol
tersebut. Dilakukan dengan tangan kanan dan kiri secara bergantian.
3. Bermain Puzzle
juga diyakini dapat meningkatkan konsentrasi dan memori anak. Kotak susu
bekas dapat dibuat menjadi puzzle sederhana.
4. Menyusun balok bisa juga dilakukan. Menyusun balok secara horisontal keatas maupun vertikal dalam bentuk barisan.
- Aktivitas olah raga
Dari penelitian menunjukkan bahwa dengan
aktif bergerak dan berolah-raga dapat meningkatkan kecerdasan karena
dengan berolah-raga aliran darah dan oksigen ke otak akan lebih baik.
Penelitian lain juga menunjukkan, aktif bergerak akan membantu proses
disintesa protein-protein sebagai penumbuh saraf otak yang baru, yang
dapat membantu menyimpan memori jangka panjang. Dengan demikian,
jelaslah bahwa aktivitas olah raga bisa membantu regenerasi kerja otak,
selain manfaat kesehatan yang akan kita peroleh. Jadi secara fisik dan
mental akan lebih sehat lagi. Misalnya olah raga :
-
Berenang, terutama dengan gaya bebas juga merupakan olahraga yg baik untuk anak, karena berenang bisa menstimulasi indera-in sensoris, melatih konsentrasi, juga menstimulasi otak kanan dan kiri (pada gerakan gaya bebas).
-
Sepak bola juga bisa melatih anak untuk menendang bola dengan lurus dan fokus mengarah ke gawang.
- Aktivitas seni
Di era yang serba modern seperti saat
ini, banyak sekali cara-cara yang diterapkan sebagai bentuk usaha dalam
peningkatan kecerdasan otak dan daya konsentrasi anak. Salah satunya
melalui terapi musik. Dikalangan masyarakat cara seperti ini mungkin
sudah tidak asing lagi, banyak orangtua yang menerapkan terapi ini pada
buah hatinya.
Peran musik memang sangat besar untuk
merangsang perkembangan otak anak. Efeknya dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif anak, yaitu kemampuan untuk mengenali atau menafsirkan
lingkungannnya dalam bentuk bahasa, memori dan visual.
Musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak
anak, karena musik merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat
kita menjadi rileks dan riang, yang merupakan emosi positif. Emosi
positif inilah yang membuat fungsi berfikir seseorang menjadi maksimal.
Oleh karena itu kalau orang tua mau memanfaatkan fungsi musik sebagai
terapi dirumah, selain hasilnya akan sangat bagus bagi perkembangan
anak, termasuk dalam hal konsentrasi, bisa juga membuat atmosfer rumah
lebih bersemangat tapi semuanya tergantung dari musik yang didengarkan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan mendengarkan musik di
pagi hari akan meningkatkan daya konsentrasi siapapun yang mendengarkan.
Semua aktivitas yang dilakukan
membutuhkan usaha maksimal, konsistensi, dan kesabaran dalam melatih,
mengarahkan dan memotivasi anak. Semua aktivitas yang dilakukan tidak
ada yang sifatnya instan, cepat mendapatkan hasil. Semuanya ada
pengorbanan, terutama untuk orang tua, agar meluangkan waktu bersama
dengan anak dan melatihnya dengan penuh kesabaran.
No comments:
Post a Comment